Mendiang Presiden Nasser Wafat "Disantet" Kahin Yahudi
Namun, baru-baru ini, sebuah kabar mengejutkan tentang kemangkatan presiden yang menjungkalkan tahta kerajaan Mesir dan pelawan Israel itu muncul: Nasser wafat sebab "disantet" oleh sihir hitam Kahin (pendeta) Yahudi-Israel.
Harian independen Mesir al-Mashri al-Yaum pada Senin (10/1) kemarin menyatakan jika Nasser wafat akibat sihir hitam dan kekuatan gaib (quwa ghaybiyyah) serta kemampuan supranatural khusus Yahudi.
Dalam keterangannya, al-Mashri al-Yaum menerangkan keberadaan sebuah video dokumenter berbahasa Ibrani yang berisi keterangan pribadi Hakham Benyahu Shamueli, kepala Akademi Luhur Talmud "Nihar Shalom", Yerusalem, yang menugaskan tiga orang hakham (pendeta Yahudi) untuk "membersihkan" Nasser pada tahun 1970. Ketiga hakham itu adalah Ishak Caduri, Shaul Dawud Hayy Muallaim, dan Yusuf Zaruq. Ketiga hakham itu, bersama-sama anggota ordo-gerakan Kabbalah (mistik Yahudi), yang juga terkenal piawai dalam sihir hitam, lalu menenun dan menyantet Nasser.
Disebutkan oleh al-Mashri al-Yaum, ordo Kabbalah hingga saat ini masih memiliki pengaruh yan sangat kuat dalam kehidupan rakyat Israel. Para anggota Kabbalah kerap memberikan "aji-aji kekebalan" kepada para tentara Israel, "jampi-jampi" bagi para penguasaham, bahkan juga bagi para politisi kelas kakap.
Dalam video yang berdurasi 4 menit 36 detik itu juga memuat komentar atas gambar-gambar Nasser. Dikatakannya, Nasser adalah dalang yang paling bertanggungjawab atas meledaknya perang Arab-Israel pada tahun 1958. Nasser juga bertanggungjawab atas penggerakan pasukan dan kendaraan-kenaraan perang Irak, Saudi, Kuwait, Aljazair, Suriah, Libya, dan Yaman hingga di perbatasan Isrel.
Ditambahkannya, Nasser juga yang menggerakan dan mempersenjatai rakyat Palestina untuk melawan terhadap pendudukan Israel. Nasser juga disebut-sebut sebagai tokoh yang berhasil mempersatukan negara-negara Arab dalam satu semangat dan gerakan untuk satu tujuan, yaitu memerangi dan mengeroyok Israel.
Setelah itu, video singkat tersebut menayangkan sedikit pidato Nasser yang berapi-api hingga peristiwa pengusungan keranda jenazah Nasser. Setelah itu semua, barulah muncul tayangan Hakham Benyahu Shamueli yang mengatakan bagaimana tiga orang hakham suruhannya beserta para pembesar Kabbalah Israel berhasil menumbangkan dan menumpas Nasser.
Wajib Menggunakan Jilbab dan Membaca Al-Qur'an
Langkah awal dari Kapolda Jatim, Bachrul Alam, adalah merupakan satu-satunya Kapolda, yang secara ekplisit meminta kepada jajaran dibawahnya, agar para Polwan menggunakan jilbab, dan anggota polri yang beragama Islam membaca al-Qur’an. Sikap dan himbauannya itu, tak terlepas yaitu keinginannya untuk memperkuat basis moral polisi, yang mempunyai posisi dan peran didalam penegakan hukum di Indonesia. Di mana polisi harus memiliki sikap moral yang kokoh, dan memberikan ketaladan yang dapat dihargai masyarakat. Paradigma yang baru dalam kepolisian, yang menjadi pangayom dan pelindung masyarakat, memang harus memperkuat jati dirinya dengan nilai-nilai agama (Islam), yang akan menjadi basis jati diri mereka.
Sementara itu, dalam surat pernyataannya yang dikirimkan kepada Eramuslim, Jama’ah Hisbullah, menilai positip langkah yang diambil Kapolda Jatim, Brigjen Polisi Bahrul Alam. Karena itu, himbauan itu dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan moral dikalangan Polri. Bahkan, langkah diambil Kapolda Jatim ini, seharusnya menjadi kebijakan Kapolri dengan mengajak warga Polri, yang beragama Islam, melaksanakan kewajiban agamanya, sebagaimana yang telah digariskan di dalam negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Demikian, pernyataan yang disampaikan Jamaah Hisbullah, dalam siarannya yang ditandatangani oleh Amir Majelis Dakwah Jamaah Muslimin (Hisbullah), KH.Abul Hayat.
Keluarga Palestina Tuntut PM Israel Ehud Olmert
Menurut keluarga al-Samouni, pasukan Israel menyerbu rumah mereka di Gaza dan mengumpulkan seluruh anggota keluarganya ke dalam satu rumah. Sehari kemudian, tentara Israel menembakkan misil dan mortirnya ke rumah tersebut dan menewaskan 29 orang anggota keluarga Al-Samouni.
Sejumlah orang yang selamat dari pembantaian Israel itu memberikan kesaksiannya pada petugas PBB dan Palang Merah Internasional. "Tindakan itu merupakan tindakan barbar. Mereka (pasukan Israel) bilang ada perlawanan dari sini, saya tidak tahu perlawanan apa karena kami tidak melihat perlawanan apapun," kata Naela Al-Samouni, salah seorang anggota keluarga yang selamat.
Setelah serangan Israel usai, sudah hampir dua bulan keluarga itu tinggal di tenda dekat reruntuhan rumah mereka.
Kuasa hukum keluarga Al-Samouni, Mohammad Fukra mengajukan gugatan atas nama keluarga itu ke Yerusalem hari Selasa kemarin dengan gugatan ganti rugi sebesar 200 juta dollar. Pengacara Palestina itu menyatakan bahwa keluarga Al-Samouni berhak mengajukan gugutan hukum terhadap Israel dan para pejabat pemerintahannya yang bertanggung jawab atas agresi brutalnya ke Gaza.
Menurut Fukra, gugatan ini bukan yang pertama dilakukan keluarga Palestina yang menjadi korban agresi Israel kemarin. Pekan kemarin, satu keluarga dari kamp pengungsi Jabaliya mengajukan gugatan serupa dengan tuntutan ganti rugi sebesar 43 juta dollar. Keluarga itu kehilangan 11 anak mereka akibat serangan Israel selama 22 hari ke Gaza.
Fukra menyatakan, kemungkinan jumlah gugatan hukum yang diajukan oleh para korban serangan Israel akan terus bertambah.
Turki, Islam, dan Sekularisme
Sejak Mustafa Kemal menguasai Turki pada tahun 1923, Yahudi dari Salonika tersebut berusaha keras memisahkan Turki dengan Islam. Bentuk kekhalifahan diganti dengan bentuk Republik sekuler. Mustafa Kemal dan para pengikutnya juga meracuni rakyat Turki dengan mengatakan jika Islam itu identik dengan kekolotan dan keterbelakangan, sedangkan Barat merupakan simbol kemajuan dan modernitas. Mustafa Kemal pun memindahkan ibukota Turki dari Istanbul ke Angora atau Ankara.
Sebagai perwira militer, Mustafa Kemal menggunakan angkatan bersenjata Turki sebagai garda terdepan dalam menghancurkan keislaman. Bahkan angkatan bersenjata Turki dinyatakan sebagai pendukung utama ideologi Kemalis yang sangat anti Islam, dan sebab itu tentara Turki memiliki peran ganda sebagai “Tentara Politik”. Mustafa tentu tidak sendirian, kekuatan Barat senaniasa berada di belakangnya.
Secara resmi, Sekularisme dijadikan garis politik utama yang sama sekali tidak boleh diganggu-gugat. Semua simbol keislaman dilarang. Adzan harus menggunakan bahasa Turki, jilbab dan peci haji tidak boleh dipakai, pengadilan agama dibubarkan, hukum pernikahan Islam diganti dengan hukum positif sekuler, bahkan pada tahun 1925 Mustafa Kemal melarang adanya kelompok tarekat dan juga ibadah haji bagi warganegaranya.
Sebagai garda terdepan penjaga Sekularisme, angkatan bersenjata Turki berkali-kali melakukan intervensi politik seperti yang terjadi pada tahun 1960-an.
Pemanfaatan Sentimen Keislaman
Hidup di bawah tekanan dan penindasan kekuatan sekularis Turki yang menguasai hampir seluruh bidang kehidupan, sipil maupun militer, ternyata tidak memadamkan api keislaman rakyatnya. Dengan penuh kerahasiaan, tumbuh di berbagai komunitas tarekat-tarekat Islam, terutama Tarekat Nusairiyah. Menjamurnya berbagai tarekat yang mengkhususkan diri di dalam pembinaan ruhiyah anggotanya merupakan ciri khas sistem kekuasaan yang menindas, di mana pun dan kapan pun itu.
Secara resmi negara memang menindas Islam, tapi negara tetap tidak bisa mengenyampingkan kekuatan Islam begitu saja, sebab basis pemilih Muslim yang sangat besar mau tidak mau harus diambil hatinya. Hal inilah yang kemudian menjadi lucu, bagaimana sebuah partai sekuler dan tidak pernah perduli pada Islam misalnya, tetapi memanfaatkan simbol-simbol keislaman untuk berkampanye dan membujuk para pemilih di daerah pedesaan.
Partai yang didirikan oleh Mustafa Kemal sendiri, yaitu Partai Rakyat Republik (CHP) tetap harus memanfaatkan sentimen keislaman untuk bisa memperoleh perolehan suara di hati umat Islam yang taat yang masih sangat banyak berada di pedesaan. Dalam rangka merebut hati umat Islam-lah, CHP pada tahun 1947, melonggarkan simpul asas sekularismenya dan memasukkan kembali mata pelajaran pendidikan agama yang bersifat pilihan di sekolah-sekolah umum, mendirikan pusat-pusat pelatihan calon khatib dan da’i, bahkan Universitas Ankara membuka kembali Fakultas Teologi. Menyusul hal itu, pada tahun 1949, CHP mengizinkan makam dan tempat suci dibuka kembali. Walau begitu, untuk tetak memperkuat asas sekularisme maka CHP memberlakukan pasal 163 UU Hukum Pidana, yang berisi pelarangan propaganda yang menyerang asas utama sekularisme Turki.
Pada Pemilu 1950 dan 1954, CHP dikalahkan Partai Demokrat. Partai sekuler ini pun banyak menunggangi sentimen keislaman guna menarik dukungan dari rakyat. Pengumandangan adzan yang tadinya harus menggunakan bahasa Turki kini boleh menggunakan bahasa Arab kembali, pendidikan keagamaan diperluas, jumlah sekolah-sekolah khatib diperbanyak, masjid-masjid baru dibangun kembali, sedangkan masjid-masjid lama yang pernah ditutup dibuka kembali dan difungsikan sebagaimana semula.
Apa yang dilakukan kubu Partai Demokrat mendapat penentangan keras dari kalangan Kemalis dan angkatan bersenjata. Bahkan mereka menuding Partai Demokrat telah jelas-jelas mengkhianati asas Sekularisme Turki yang diusung Mustafa Kemal. Akhirnya, situasi yang panas tersebut berakhi pada aksi kudeta yang dilancarkan angkatan bersenjata Turki pada pagi dini hari, 27 Mei 1960, dimana unit-unit angkatan bersenjata mengambil-alih semua gedung pemerintah, baik yang berada di Ankara maupun di Istanbul. Semua menteri dan deputi Partai Demokrat ditangkap dan dipenjarakan, termasuk Perdana Menteri Menderes dan Presiden Celal Bayar.
Angkatan Bersenjata Turki dan Kubu Kemalis menatakan diri sebagai garda terdepan dalam menjaga asas Sekularisme. Mereka menyatakan jika kekuatan Islam politik merupakan suatu hal yang harus senantiasa diwaspadai. Walau demikian, kekuatan kubu ini ternyata hanya berpusat di perkotaan dan menjadi jargon kau elit semata. Rakyat Turki di pedesaan tetap menyimpan semangat Islam di dalam hatinya.
Penentangan terhadap sistem Sekulerisme Mustafa Kemal ternyata juga datang dari kelompok kiri Turki. Mereka melihat jika sistem tersebut pada kenyataannya telah memperkaya elit penguasa dan memiskinkan rakyat banyak. Di tahun 1960, berdiri partai kiri pertama dalam sejarah Turki yakni Partai Buruh. Banyak kaum intelektual Turki menjadi anggotanya. Namun walau demikian, penguasa Turki tetap melarang keras Marxisme. Semua buku yang dianggap berbau kiri dilarang.
Pemberangusan terhadap kekuasaan Partai Demokrat oleh agkatan bersenjata dan kubu Kemalis juga menjadi pelajaran berharga bagi kekuatan politik Islam. Mereka meyakini jika kekuatan politik Islam harus mendapat dukungan yang sangat kuat dari rakyat, agar bisa tetap bertahan, dan mereka juga harus pandai bertahan dengan menggunakan jargon-jargon yang tidak “menyakiti” kubu sekular.
Geliat Islam Politik
Ideologi sekularisme ternyata tidak membawa Turki menuju kemakmuran dan keadilan. Perekonomian Turki macet. Sebab itu, dukungan terhadap asas Sekularisme secara amat halus mulai berurang. Perdana Menteri Turgut Ozal (1983-1993) dianggap sebagai orang yang telah berjasa memperbaiki perekonomian Turki, walau masih menganut sistem ekonomi liberal seperti halnya Amerika. Di bawah kekuasaannya, Islam mulai mendapatkan tempatnya kembali di Turki Sekuler. Sejumlah hal yang bisa dicatat adalah diizinkannya bank Islam dari Saudi mendirikan cabang di Turki, juga pembentukan partai-partai “Islam” walau masih menggunakan asas sekularisme.
Yvonne Ridley: Saya Kagum Dengan Hak-Hak Yang Diberikan Islam pada Kaum Perempuan
Tapi semakin ia mendalami al-Quran, Ridley tidak menemukan apa yang dicarinya, ia malah menemukan ajaran Islam yang luhur tentang kaum perempuan, dimana Islam menempatkan kaum perempuan dalam derajat yang tinggi dan mulia. Inilah yang kemudian mendorong Yvonne untuk memilih menjadi seorang Muslim dan sekarang dikenal aktif berdakwah kemana-mana.
Bagaimana pengalaman Ridley menjadi seorang mualaf dan apa pandangannya tentang perempuan dalam Islam. Berikut petikan wawancara yang dilakukan situs Islamonline dengan Yvonne Ridley;
Seberapa jauh Anda tahu tentang Islam sebelum menjadi seorang Muslimah?
Saya cuma tahu sedikit tentang Islam sebelum menjadi Muslim. Saya hanya tahu dari media massa.
Bagaimana ceritanya Anda masuk Islam?
Saat saya menjadi tawanan Taliban, seorang ulama mendatangi saya. Dia menanyakan beberapa pertanyaan tentang agama dan menanyakan apakah saya mau pindah agama. Saat itu, saya takut kalau saya salah memberikan respon, maka saya akan dibunuh. Setelah berpikir masak-masak, saya berterima kasih pada ulama tadi atas tawarannya yang baik itu dan saya bilang bahwa sulit bagi saya membuat keputusan untuk mengubah hidup saya saat saya sedang menjadi tawanan. Tapi saya berjanji, jika saya dibebaskan dan kembali ke London, saya akan mempelajari tentang Islam.
Akhirnya saya bebas dan saya mulai membaca terjemahan al-Quran. Saya memilih surat-surat dalam al-Quran hanya yang ingin saya baca saja. Saya sangat kagum dengan hak-hak yang diberikan Islam pada kaum perempuan dan inilah yang paling membuat saya tertarik pada Islam.
Setelah memeluk Islam, apakah Anda membutuhkan bantuan dari komunitas Muslim?
Ya dan tidak. Saya mendapat banyak dukungan dari sesama Muslimah. Saya merasa beruntung jika dibandingkan dengan banyak mualaf lainnya. Banyak mualaf yang benar-benar membutuhkan dukungan semangat dan pendampingan hampir setiap hari. Yang menyedihkan, banyak diantara kami yang diabaikan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Saya cuma ingin mengatakan, tahun-tahun pertama bagi para mualaf adalah saat-saat yang kritis bagi perkembangan mereka sebagai seorang Muslim, jadi sebaiknya para mualaf baru jangan diabaikan begitu ia usai mengucapkan syahadat.
Tantangan apa yang paling berat setelah Anda memeluk Islam?
Belajar menjadi orang yang lebih baik. Mungkin kedengarannya agak aneh, karena saya tidak merasa sebagai orang yang buruk sebelum memeluk Islam. Tapi setelah menjadi Muslim, saya harus belajar tentang etika Islam, misalnya tentang kesabaran dan toleransi. Buat mereka yang sudah mengenal baik siapa saya, pasti tahu betapa beratnya perjuangan saya ketika itu.
Bagaimana reaksi keluarga dan teman-teman ketika tahu Anda masuk Islam?
Mereka semua syok. Bagaimana bisa seorang gadis yang doyan pesta meninggalkan gaya hidup Baratnya dan memeluk Islam? Tapi setelah beberapa waktu, mereka tahu bahwa saya bersungguh-sungguh! Saya lebih sehat dan bahagia, badan saya jadi agak langsing. Mereka melihat bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan saya, saya menjadi orang yang lebih baik. Mereka membantah bahwa ini semua karena Islam. Teman-teman perempuan saya apakah saya punya pacar sehingga terlihat lebih sehat dan bahagia, saya menjawab "Apakah kamu pikir untuk terlihat lebih baik seperti sekarang saya harus punya pacar? Tidakkah kalian bisa menerima bahwa saya telah menemukan sesuatu yang memberikan saya banyak kebahagiaan, kekuatan dari dalam dan spiritulitas?"
Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan Jilbab yang Anda kenakan di Inggris, sementara banyak orang meributkan jilbab?
Saya senang sekali Anda menanyakan hal ini. Banyak orang berpendapat tentang jilbab, terutama kaum lelaki yang tidak perlu mengenakan jilbab. Mereka tidak tahu, betapa besar tantangan yang dihadapi perempuan berjilbab dan berniqab. Ketika seorang perempuan mengenakan jilbab, mereka memperjuangkan Islam, di baris terdepan. Mereka menjadi sasaran tindakan sewenang-wenang. Sedih rasanya melihat beberapa Muslimah yang diserang secara fisik gara-gara perdebatan jilbab terutama yang dipicu oleh para politisi dengan segala pernyataan-pernyataan buruk mereka tentang jilbab. Jilbab adalah kewajiban. Saya salut dengan para muslimah yang mengenakan jilbab, dengan kekuatan, semangat dan keimanan mereka.
Untuk Muslimah yang tidak mengenakan jilbab, saya ingin bilang pada orang-orang di sekeliling mereka agar bersabar dan berilah mereka waktu. Kita semua dalam perjalanan spiritual, beberapa diantara kita mencapai level tertentu dengan cepat dibandingkan yang lainnya. Butuh waktu. Kita selayaknya tidak terlalu kritis terhadap sesama Muslimah yang belum berjilbab, kita sebaiknya mendukung dan menolong mereka.
Saya juga tidak langsung mengenakan jilbab. Butuh waktu buat saya untuk mengenakannya, dan itu itu menjadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan saya sebagai seorang Muslim. Setiap harus selalu ada perbaikan. Jika pembicaraan ini dilakukan kembali 20 tahun mendatang, saya akan bilang bahwa saya masih belajar dan berkembang terus, Insya Allah.
Jika ada non-Muslim yang ingin tahu tentang Islam, apa pesan penting yang harus disampaikan seorang Muslim pada non-Muslim?
Kita harus menyampaikan pada Barat bahwa kaum perempuan tidak ditindas dalam Islam, kaum perempuan bukan makhluk kelas dua. Betul, ada sebagian perempuan yang berada di bawah kendali laki-laki. Tapi di kalangan non-Muslim di Barat, banyak juga perempuan yang tertindas. Masalah kekerasan dalam rumah tangga adalah isu global bagi perempuan, bukan isu Islam.
Banyak isu yang mempengaruhi kaum perempuan Muslim dan Barat. Tapi akan saya katakan pada kaum perempuan non-Muslim bahwa banyak hal yang substansial dibalik jilbab. Jika mereka mau melihat, mereka akan menyadari bahwa banyak Muslimah berjilbab yang sukses, pintar, berbakat dan dikenal di level internasional. Jadi, daripada buang-buang waktu meributkan jilbab, berhentilah dan bicaralah pada para muslimah.
Draf Anggaran Rumah Tangga
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember yang memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Beragama Islam
2. Mengikuti SDI dan atau kegiatan sejenis (aktif)
3. Masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
4. Mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Pasal 2
Kewajiban-kewajiban anggota aktif:
1. Mematuhi AD/ART dan peraturan UKM KI Kosinus-Teta
2. Menjaga nama baik UKM KI Kosinus-Teta
3. Membayar uang iuran
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh UKM KI Kosinus-Teta
Pasal 3
Hak-hak anggota aktif:
1. Setiap anggota mempunyai hak yang sama
2. Anggota mempunyai hak suara dan bicara
3. Anggota berhak menggunakan fasilitas UKM KI Kosinus-Teta
4. Setiap anggota berhak untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 4
Sanksi-sanksi:
1. Sanksi diberikan kepada anggota yang tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota dan melanggar AD/ART
2. Sebelum sanksi ditetapkan, diberikan peringatan terlebih dahulu berupa:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
3. Mekanisme pemberian sanksi diatur dan ditetapkan dalam musyawarah Kosinus-Teta dan dilakukan oleh ketua umum
4. Sebelum sanksi dijatuhkan, setiap anggota yang bersangkutan berhak membela diri
5. Sanksi yang diberikan sesuai dengan kesepakatan musyawarah anggota aktif
Pasal 5
Anggota UKM KI Kosinus-Teta hilang keanggotaannya karena:
1. Keluar dari Islam (murtad) secara resmi
2. Sudah tidak tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian kecuali anggota luar biasa
3. Melanggar ketentuan AD/ART
BAB II
MEKANISME ORGANISASI
Pasal 6
1. Ketua umum merupakan penanggung jawab atas segala kebijakan UKM KI “KOSINUS TETA”.
2. Untuk menjalankan aktifitas organisasi, dipilih ketua umum yang telah memenuhi syarat.
3. Ketua umum bertanggung jawab kepada musyawarah anggota.
4. Untuk menjalankan fungsi organisasi, presidium dibantu oleh semua pengurus sesuai dengan jaringan kerja organiasi.
5. Presidium adalah ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum, dan ketua bidang.
6. Ketua umum tidak diperkenankan merangkap jabatan ketua umum pada organisasi intra kampus lain di lingkup Fakultas Teknologi Pertanian.
Pasal 7
1. Formateur dan mide formateur terpilih berhak menentukan susunan kepengurusan yang akandiputuskan oleh formateur.
2. Kepengurusan terplih bertanggungjawab kepada ketua umum.
Pasal 8
Kepengurusan yang terbentuk berhak menentukan kebijakan sesuai dengan lingkup kerja yang mengacu pada MPO
BAB III
MEKANISME MUSYAWARAH ANGGOTA
Pasal 9
1. Musyawarah anggota dilaksanakan setiap masa akhir periode kepengurusan.
2. Musyawarah anggota dianggap sah jika dihadiri sekurang kurangnya 1/2 + 1 jumlah anggota aktif.
3. Agenda musyawarah anggota terdiri dari :
a. Pertanggungjawaban ketua umum.
b. Pendemisioneran ketua umum dan jajaran kepengurusan.
c. Pembahasan dan pengesahan AD/ART, rekomondasi dan kebijakan lain dari organisasi.
d. Pembahasan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Pasal 10
1. Dalam keadaan terpaksa dapat dilakukan musyawarah anggota luar biasa yang kewenangannya setingkat/sama dengan musyawarah anggota.
2. Musyawarah anggota luar biasa dapat dilakukan sekurang-kurangnya disepakati oleh 2 /3 dari jumlah pengurus presidium terpilih dan didukung oleh sekurang - kurangnya 1 /2 dari anggota aktif.
BAB IV
MEKANISME MUSYAWARAH RUTIN
Pasal 11
1. Musyawarah rutin dilakukan sekurang-kurangnya 1X dalam 1 bulan
2. Musyawarah rutin dianggap sah bila dihadiri sekurang-kurangnya 1 /2 dari jumlah pengurus aktif dan apabila tidak memenuhi ditunda 2 x 10 menit
3. Agenda musyawarah harian terdiri dari :
a. Evaluasi kerja organisasi.
b. Penentuan kebijakan yang terkait dalam jangka waktu tertentu.
c. Pembahasan hal-hal lain yang dianggap perlu.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Anggaran rumah tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. 31Maret 1998
Diamandemen ke-1 hingga ke-3 tahun 1999 sampai 2007
Diamandemen ke-4 tanggal 14 Januari 2008
Diamandemen ke-5 tanggal 09 Maret 2009
Pasal 13
Hal-hal yang tidak termuat di dalam anggaran rumah tangga ini akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan-ketentuan musyawarah kerja dan tidak boleh bertentangan dengan anggaran rumah tangga.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 9 Maret 2009
Waktu : 15.03
Presidium Sidang :
(Edy Suwandana) (Abdul Mukhlis Ritonga)
DRAF ANGGARAN DASAR UKM KI “KOSINUS TETA”
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam Lingkungan dan Sains Teknologi Pertanian yang disingkat UKM KI KOSINUS-TETA
2. UKM KI KOSINUS-TETA berdiri pada 31 Maret 1998 M dengan jangka waktu tak terbatas.
3. UKM KI KOSINUS-TETA berkedudukan di FTP UNEJ
BAB II
AZAS DAN SIFAT
Pasal 2
UKM KI “KOSINUS TETA” berazaskan islam yang sesuai Al-Quran dan sunnah Rasul.
Pasal 3
UKM KI “KOSINUS TETA” adalah Organisasi Mahasiswa berbentuk UKM tingkat fakultas dibawah MPM dan sejajar dengan BEM, HMJ, UKM tingkat fakultas lain di lingkungan FTP UNEJ
BAB III
FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 4
Fungsi UKM KI “KOSINUS TETA” adalah :
1. Membina pribadi mahasiswa muslim dan muslimah
2. Mengembangkan potensi, kreatifitas, keilmuan, sosial, dan budaya untuk dan sesuai islam
3. Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dinul Islam, dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, bernegara.
Pasal 5
Tujuan UKM KI “KOSINUS TETA” adalah
1. Meningkatkan ketaqwaan dan keimanan mahasiswa muslim FTP UNEJ kepada Allah SWT.
2. Mempererat jalinan ukhuwah islamiyah mahasiswa muslim dan muslimah di FTP UNEJ dan sekitarnya.
3. Menciptakan iklim kreatif dalam pengkajian, penghayatan dan pengamalan syariah islam
BAB IV
STATUS DAN PERAN
Pasal 6
UKM KI “KOSINUS TETA” adalah organisasi mahasiswa setingkat UKM yang bergerak dalam lingkup kerohanian islam.
Pasal 7
Peran
1. Sebagai wadah pengkajian, penghayatan, dan pengamalan serta pendalaman agama islam dalam civitas akademika FTP UNEJ
2. Sebagai wujud pengamalan ajaran islam bagi civitas akademika FTP melalui berbagai agenda yang diselenggarakan.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota UKM KI “KOSINUS TETA” terdiri dari:
1. Anggota biasa adalah anggota aktif (ikut dalam berorganisasi) dan anggota pasif (mahasiswa muslim FTP UNEJ);
2. Anggota luar biasa FTP UNEJ adalah alumni FTP UNEJ yang berperan dalam membangun kosinus teta.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 9
Kepemimpinan tertinggi dipegang Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Ketua Bidang selaku staf.
BAB VII
PERBENDAHARAAN
Pasal 10
Perbendaharaan UKM KI “KOSINUS TETA” diperoleh dari :
1. Iuran anggota aktif;
2. Kegiatan departemen dana dan Usaha
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja FTP UNEJ
4. Sumbangan/Infak yang bersifat tidak mengikat
BAB VIII
PERUBAHAN AD/ART
Pasal 11
Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan oleh musyawarah anggota UKM KI “KOSINUS TETA”
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Anggaran dasar ini berlaku sejak ditetapkan pada tanggal 31Maret 1998
Diamandemen ke-1 hingga ke-3 tahun 1999 sampai 2007
Diamandemen ke-4 tanggal 14 Januari 2008
Diamandemen ke-5 tanggal 09 Maret 2009
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 09 Maret 2009
Waktu : 15.03
Presidium Sidang :
(Edy Suwandana) (Abdul Mukhlis Ritonga)
Ilmuwan Berazas Tauhid Tanpa Cacat
Rasulullah SAW menangis di suatu tengah malam sampai membasahi tanah setelah menerima wahyu surat Ali Imran ayat 190: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (ulil-albab)” . “…Sungguh, celakalah bagi orang yang membacanya kemudian tidak berfikir tentangnya...” demikian sabda Rasulullah menjawab keheranan dan pertanyaan Bilal Bin Rabbah yang ketika itu datang saat menjelang subuh.
Ayat berikutnya, ayat 191, menjelaskan kriteria yang termasuk dalam golongan ulil-albab ini. “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”.
Cukup jelas ayat ini secara spesifik ditujukan pada golongan pemikir (ulil-albab) yang mampu mengkaji, meneliti, dan memahami proses kejadian alam semesta, serta pergantian siang dan malam, dan akhirnya, berdasarkan nilai-nilai tauhid yang diimaninya, menarik kesimpulan “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”.
Tentu, ayat ini sebenarnya dimaksudkan berlaku umum kepada mereka yang tergolong ilmuwan, apapun bidangnya, tetapi dalam ayat ini diambil salah satu contoh ilmuwan yang berkecimpung dan menekuni bidang ilmu alam (natural science) dan teknologi.
Penyelidikan-penyelidikan tentang proses kejadian jagat raya dan isinya, termasuk bumi, memerlukan pengetahuan tingkat tinggi dan penelitian-penelitian di laboratorium. Informasi-informasi yang diberikan Allah dalam Al-Quran yang berkaitan dengan proses kejadian alam semesta dan pesan untuk menelitinya cukup banyak; di antaranya dapat dilihat pada surat-surat Yunus: 101, Al-Anbiya: 30, Adz-Zariyat: 47, Fushshilat: 11,12 dan 53, Al-Ghasyiyah: 17-20.
Apa yang merisaukan Rasulullah sehingga beliau menangis begitu pilu? Jawaban yang disampaikan Rasulullah kepada Bilal cukup jelas. Celakalah seseorang ilmuwan itu bila tak mampu menarik kesimpulan akhir dari hasil kajian dan penelitiannya, dalam bidang apapun, sama seperti kesimpulan yang digariskan oleh para ulil-albab itu. Kesimpulan yang mengakui secara mutlak keagungan, kebesaran, kekuasaan, dan kerahiman Allah yang tak terukur. Kesimpulan yang sekaligus juga mengakui kekerdilan manusia, keterbatasan, ketidak-berdayaan, dan ketergantungannya yang mutlak kepada Sang Pencipta.
Tidak dapat tidak, kesimpulan seperti hanya bisa dimiliki oleh ilmuwan yang ketauhidannya tanpa cacat. Pengakuan ketergantungan dan ketundukan mutlak para ulil-albab ini selanjutnya bisa dilihat dalam do’a mereka yang termaktub dalam 3 ayat berikutnya, Ali Imran: 192-194.
Azas Tauhid Dalam Pendidikan
Wawasan ilmu, apapun bidangnya, belum dikatakan sebagai ilmu yang bermanfaat (‘ilman nafi’a) bila tidak dilandasi oleh nilai-nilai ketauhidan yang benar. Muhammad Natsir, diusia muda 29 tahun (1937) telah menyampaikan pikiran-pikiran cerdasnya dalam majalah Pedoman Masyarakat berjudul “Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan”. Dalam pandangan beliau, pendidikan tauhid kepada anak hendaklah diberikan seawal mungkin, selagi masih muda dan belum dibentuk, sebelum didahului oleh ideologi dan fahaman lain.
Seorang ilmuwan yang memiliki tauhid yang benar akan merasakan bagaimana potensi ilmu yang dimilikinya tak berarti apa-apa, begitu juga yang dimiliki oleh orang lain, bila dibandingkan dengan alam dan benda yang penuh misteri, apalagi terhadap ilmu Sang Penciptanya. Ilmu yang diperoleh adalah semata-mata pemberian Allah dan itupun sedikit sekali (Al-Isra’: 17).
Kemampuan akal yang disadari sangat terbatas dan karenanya rasionalitas yang dikembangkan juga diyakini sangat terbatas jangkauannya. Ia mampu menundukkan rasionalitas pemikirannya yang berkembang liar dalam memahami Al-Quran dan Hadist. Ilmuwan seperti inilah yang diharapkan sebagai cendekiawan muslim yang mampu memerankan dirinya sebagai benteng penjaga agama Allah, mampu memberikan pencerahan di tengah ummat, memperkuatnya, dan melahirkan gagasan cemerlang dan keteladanan dalam menggapai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Satu hal yang penting disadari bahwa pengetahuan dasar ketauhidan dalam tataran konsep saja tidaklah cukup tetapi haruslah dibarengi dengan pengalaman “merasakan” keagungan, kebesaran, kerahiman, dan kemahakuasaan Allah.
Konsep tauhid harus diperkenalkan kepada setiap muslim sejak kecil dan berkelanjutan hingga akhir hayat. Semua peristiwa dan alam sekitar yang dilihat dan difikirkan haruslah dikaitkan dengan peran Allah sehingga dapat “merasakan” kebesaran, kerahiman, dan kekuasaan Allah sampai pada suatu tingkat suasana batin yang memiliki keyakinan mutlak padaNya.
Keyakinan mutlak bermakna bahwa Allah SWT yang Maha Esa adalah segala-segalanya sementara manusia adalah hamba yang tunduk mutlak pada kehendakNya, tidak berdaya sama sekali kecuali apa yang diberikanNya. Al-Quran diyakini sebagai pedoman mutlak yang membimbingnya dalam menyelesaikan seluruh aspek persoalan kehidupan. Rasio diposisikan sebagai sebuah potensi akal untuk memahami petunjuk-petunjuk Al-Quran dan Hadist yang berproses dalam jalur tauhid.
Tujuan Pendidikan Islam
Berangkat dari nilai ketauhidan inilah, sekurang-kurangnya ada empat objektif yang harus menyatu dalam setiap individu muslim (four in one) dalam menuntut ilmu. Pertama, untuk mengenal kebesaran Allah lebih dalam lagi yang terdefinisi dalam asma-ul husna. Kondisi ini memerlukan bekal pemahaman dasar ketauhidan dan keyakinan mutlak kepada Allah SWT yang menjadi benteng kokoh dari setiap konsep yang meragukanNya.
Pemahaman tauhid dalam tataran konsep tanpa keyakinan mutlak memungkinkan gagalnya seorang ilmuwan muslim mencapai objektif pertama ini. Ilmu yang berkembangpun menjadi liar tak terkendali. Barangkali, ini juga salah satu sebab mengapa sekarang ini bermunculan sarjana-sarjana muslim yang sangat mengagungkan potensi akal (rasionalisme), berfikiran aneh nyeleneh sampai berani menggugat Allah dan Rasulullah, mempertanyakan kesucian Al-Quran dan menafsirkannya sekehendak hati.
Kedua, untuk lebih memperdalam pemahaman terhadap ayat-ayat Alquran dan Hadist serta pesan-pesan Allah dan Rasulullah. Semakin dalam ilmu dipelajari, semakin luas cakrawala berfikir, semakin kritis dan tajam daya nalar dan analisis menghadapi setiap masalah. Potensi keilmuwan yang dimiliki akan lebih memudahkan memahami informasi-informasi dan pesan-pesan yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadist, baik langsung maupun melalui penjelasan-penjelasan yang diuraikan oleh para ulama.
Pemahaman tauhid yang benar akan mampu membedakan yang haq dan bathil, mampu menyaring informasi ilmu yang menyimpang dari aqidah dan ajaran Islam, mampu menyadari kemisteriusan alam, kemisteriusan sebuah benda, kemisteriusan partikel partikel yang menyusun benda, termasuk kemisteriusan tubuh dan organ yang menyusun tubuhnya sendiri.
Ketiga, menerapkan nilai-nilai Islam dalam keseharian hidupnya sebagai khalifah (vicegerence of Allah) sehingga mampu memposisikan dirinya sebagai rahmatul lil’alamin. Pemahaman tauhid yang benar akan menghasilkan ilmuwan yang beriman dan bertaqwa, membimbingnya ke tujuan penerapan ilmu ke arah yang bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan manusia serta kelestarian alam. Ia menghindar dari hal-hal yang tidak bermanfaat, terlebih-lebih lagi penerapan yang merusak dan mungkar.
Keempat, menyebarkan ajaran Islam (dakwah) ke seluruh manusia dengan cara-cara yang tepat dan bijaksana. Ilmuwan yang memiliki tauhid yang benar sangat potensial mengemban tugas dakwah seperti yang dihimbau dalam surat An-Nahl: 125, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
Ia memiliki kefahaman yang dalam tentang sifat dan karakter manusia, tahu menempatkan diri dan mengerti bagaimana bersikap dan berbuat dengan ketegaran yang seharusnya dituntut dalam mengemban tugas dakwah. Insya Allah, peran besar ilmuwan seperti inilah yang memungkinkan ajaran Islam semakin luas berkembang menyinari dan mencerahkan manusia, membuka jalan kembali ke fitrahnya.Sikap Pandang Terhadap Iptek
Ilmuwan yang bertauhid tanpa cacat yang memenuhi ke-empat objektif ini tentulah terbebas dari pengagungan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Kekagumannya terhadap perkembangan iptek adalah kekaguman yang sewajarnya dan manusiawi, tanpa berlebihan. Kemampuan manusia dalam mengembangkan iptek memiliki keterbatasan yang jelas dan dapat terukur.
Ia dapat melihat bagaimana lemahnya ilmu matematik dan fisika misalnya, dalam menyelesaikan persoalan kealaman dan teknologi. Ia juga dapat menyimpulkan, bila seorang ilmuwan jenius yang dianugerahi Allah umur panjang sampai dunia kiamat dan terus menerus melakukan penelitian tentang suatu bidang kajian yang spesifik, akan tetap tidak mampu mengungkapkan rahasia-rahasia kemisteriusan dalam bidang kajiannya tersebut.
Lalu bagaimana para ilmuwan (saintis) menyelesaikan permasalahan? Apapun bidang ilmunya, mereka hanya bisa menjawab masalah dengan pendekatan yang menggunakan idealisasi dan asumsi. Tanpa idealisasi dan asumsi, tak seorangpun ilmuwan mampu menjawab masalah yang dihadapi. Karenanya, jawaban antara satu ilmuwan dan ilmuwan lainnya terhadap suatu masalah akan berbeda-beda bila satu sama lain menggunakan idealisasi dan asumsi yang berbeda.
Dapat difahami, tak ada satupun penyelesaian masalah yang pasti benar, yang ada adalah penyelesaian yang dipandang sebagai sebuah kebenaran relatif karena telah mengikuti prosedur-prosedur ilmiah.
Ini juga menunjukkan bukti fenomena kemisteriusan alam karena banyak bagian-bagiannya yang tak bisa dikenali secara pasti, kemisteriusan makhluk ciptaan Allah. Tentulah Sang Penciptanya menjadi Sang Super Misterius. Fenomena makhlukNya saja tidak bisa dikenali atau diidentifikasi dengan pasti, apalagi Sang Penciptanya. Jangan kata hari esok, sampai dunia kiamatpun tak bakalan dikenal pasti.
Inilah kesimpulan ilmuwan yang bertauhid tanpa cacat dibawah bimbingan Al-Quran. Bisa difahami dan diyakini kelemahan dan keterbatasan manusia, dan karenanya, semestinyalah kita bisa menerima petunjuk Al-Quran yang mengarahkan pengenalan kepada Allah hanya melalui sifat-sifatNya saja (asmaul-husna).
Banyak orang mendewakan ilmu matematik misalnya, yang dianggap powerful untuk menyelesaikan persoalan kealaman (kauniyah). Padahal tidak begitu. Ilmu matematik hanya mampu menyelesaikan persoalan teknikal dan praktikal yang sederhana atau disederhanakan. Ilmu matematik tidak mampu menyelesaikan persoalan dengan kondisi batas yang rumit yang merupakan realitas alam dan kehidupan.
Itu sebabnya penyelesaian konsep matematik dalam masalah keinsinyuran (engineering) dilakukan dengan metode pendekatan yang salah satunya cukup populer dikenal dengan metoda elemen hingga.
Begitu juga halnya dengan fisika yang berkenaan dengan hukum thermodinamika tentang kekekalan energi dan massa. Hukum ini dianut oleh semua ilmuwan untuk menyelesaikan persoalan energi dan massa. Bila diterima secara mutlak, hukum ini jelas bertentangan dengan konsep tauhid karena mendefinisikan tidak ada energi atau massa yang bisa diciptakan atau ditiadakan, yang ada hanyalah transformasi dari satu bentuk ke bentuk lain. Berarti, Allah telah berhenti mencipta, dan tak kuasa meniadakan.
Bagaimana ilmuwan muslim menyikapinya? Ilmuwan yang bertauhid menerima hukum ini dengan sebuah catatan, tidak mutlak seperti lainnya. Dalam penerapannya, seorang ilmuwan muslim mengambil sikap bahwa penggunaan hukum ini digunakan merupakan sebuah idealisasi, atau asumsi, atau simplifikasi agar permasalahan bisa diselesaikan. Itu bedanya. Lalu, diyakini bahwa bila Allah berkehendak lain, apapun bisa terjadi.
Kenyataannya memang demikian. Ilmuwan hanya bisa mengukur energi yang dihasilkan saja dan memperkenalkan fenomena efisiensi, atau losses, untuk energi yang tidak bisa dimanfaatkan. Tak seorangpun mampu menjelaskan secara pasti kecuali dugaan-dugaan atas fenomena yang terjadi.
Kita semua cukup familiar dengan listrik dan magnet. Namun sampai saat ini tak satupun ilmuwan yang mampu menjelaskan tentang misteri aliran listrik dan magnet. Yang bisa dipelajari hanya fenomena dan akibat-akibatnya saja. Mungkinkah misteri ini bisa terungkap? Bisa saja, tapi keterungkapannya pasti akan memunculkan sebuah misteri baru lagi.
Lihat saja sejarah partikel benda terkecil. Ketika terungkap misteri bahwa atom merupakan partikel terkecil, lalu muncul misteri baru tentang atom itu sendiri. Terungkap lagi bahwa inti atom terdiri dari proton dan netron. Nah, proton dan netron inipun menjadi sebuah misteri baru lagi yang hingga kini belum terungkap jelas. Begitu juga kaitannya dengan misteri gelombang yang baru bisa difahami melalui fenomenanya saja.
Memang, sangat sedikit ilmu yang diberi Allah kepada manusia. Bisa difahami karena kemampuan manusia untuk menerima ilmu Allah juga sangat terbatas sekali. Sepatutnyalah semakin dalam ilmu ditekuni, semakin disadari kebesaran Allah Sang Pencipta dan kelemahan potensi akal manusia itu sendiri.
Rasionalitas Salah Kaprah.
Ummat Islam di Indonesia sejak empat dekade yang lalu hingga saat ini disibukkan dan dikacaukan oleh perkembangan pemikiran sebagian ilmuwan muslim yang aneh nyeleneh, yang sebagian mereka berasal dan berada di perguruan tinggi Islam (IAIN, UIN, STAIN/S).
Mereka ini sangat mendewakan akal dan berfahamkan liberal. Upaya penyebaran fahamnya ke masyarakat luas dilakukan secara sistematis melalui pendidikan di perguruan tinggi dimana mereka berada, melalui buku-buku dan internet, dan ada yang membentuk sebuah organisasi LSM yang mereka beri nama Jaringan Islam Liberal (JIL) yang didanai oleh The Asia Foundation yang sangat berkepentingan memporak-porandakan aqidah ummat Islam sedunia.
Pemikiran mereka sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran orientalis Barat dan memang kebanyakan mereka menimba ilmu dari sana. Salah seorang pelopor perkembangan aliran pemikiran ini yang cukup menonjol dan berpengaruh adalah mendiang Dr.Harun Nasution, seorang profesor dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kembali ke Indonesia pada tahun 1963 setelah menyelesaikan doktornya di Universitas Mc.Gill Kanada.
Diakui sendiri oleh beliau bahwa ia adalah seorang rasionalis, penganut rasionalisme, yang mengutamakan kemampuan akalnya sendiri dalam memahami ajaran Islam, dan menggugat penafsiran klasik yang telah disepakati oleh ulama salafussaleh.
Dia mendidik banyak para mahasiswa pasca sarjana yang menuntut ilmu di IAIN Jakarta dan menanamkan bibit pemikiran rasionalismenya. Sebagian mahasiswanya yang telah bergelar master dan doktor berhasil dipengaruhi, mereka menyebar kemana-mana, dan yang kembali ke kampus asalnya sebagai dosen menyebarkan faham-faham rasionalisme di kampusnya.
Indonesia hari ini semakin diramaikan dengan para doktor dan profesor berfaham rasionalisme. Perkembangan pemikiran mereka semakin liar tak terkendali. Buah dari faham ini bisa kita lihat dari beredarnya buku-buku tentang pluralisme yang mengajarkan bahwa semua agama itu sama, siapa saja berbuat kebajikan akan masuk syurga, apapun agamanya. Faham pluralisme ini dikembangkan oleh mendiang Nurcholis Majid, juga profesor dari IAIN Jakarta dan murid Dr. Harun Nasution.
Buah karya Dr. Harun Nasution lainnya yang lebih mengerikan adalah kemunculan para pewaris ideologinya, bergelar master dan doktor, yang meragukan kesucian Al-Quran yang mereka sebut sebagai produk budaya kaum Quraisy. Ada yang mempersoalkan keaslian Al-Quran, bahkan ada pula yang menyatakan secara terbuka bahwa bahwa Al-Quran tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman. Yang terakhir ini mengusulkan untuk merubah ayat dan menyesuaikannya dengan kebutuhan saat ini.
Mereka menggugat penafsiran klasik dan menawarkan sebuah metode penafsiran Al-Quran dengan mengadopsi metode penafsiran Bible (hermeneutika). Metode ini telah dikembangkan di beberapa IAIN dengan memasukkannya dalam kurikulum pelajaran.
Hermeneutika diadopsi oleh Kristen karena kesulitan menafsirkan Bible yang memiliki masalah keotentikan teks, bahasa, dan kandungannya. Metode penafsirannya cenderung semau gue yang tergantung pada pemahaman dan kehendak si penafsir yang tentu saja dibungkus dan berkesan seolah-olah bernilai ilmiah.
Padahal, Islam tidak menghadapi masalah seperti itu. Islam telah memiliki stándar tersendiri dalam penafsiran yang dikenal sebagai ilmu tafsir; Al-Quran ditafsirkan oleh Al-Quran itu sendiri beserta Hadist dan makna bahasa.
Ummat Islam Indonesia saat ini memang sedang mengalami ujian sangat berat, menghadapi pencemaran aqidah yang semakin serius dan memperihatinkan. Mengapa bisa terjadi seperti ini? Barangkali, ini disebabkan kesalahan ummat Islam Indonesia sendiri yang kurang memahami tujuan pendidikan yang berlandaskan tauhid seperti diuraikan di Bagian 1. Atau, mungkinkah terserang wabah penyakit wahn? Bukankah kebanyakan ummat kita ini sangat rentan dengan penyakit ini?
Kebanyakan kita memang telah melakukan kekeliruan dalam mendidik anak yang tanpa disadari telah menanamkan faham bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memperoleh kesejahteraan hidup yang terukur dari kepemilikan harta.
Wallahu a’lam bishshab.
Para Pemuda Israel Ogah Jadi Tentara
Sekejam-kejamnya seseorang, tentu mempunyai juga hati nurani yang paling dalam, yang tak bisa dibohongi. Inilah fenomena yang sekarang terjadi di Israel. Pasca agresi Negara Zionis itu ke Jalur Gaza Desember 2008-Januari 2009 lalu, tenyata semakin banyak para pemuda Israel yang tidak mau menjadi tentara.
Sekarang ini, dari jumlah 7 juta bangsa Yahudi yang menetap di Israel, sekitar 3 juta adalah pemuda. Dari jumlah keselurahan pemuda itu, hanya 52 persen saja yang terdaftar sebagai tentara di angkatan bersenjata, atau jumlahnya sekitar 1,5 juta saja. Data ini terus menunjukan kecenderungan menurun seputar minat pemuda Israel yang bersedia menjadi tentara.
Stress pada peperangan diduga merupakan penyebab utama mereka tidak ingin menjadikan tentara sebagai profesi mereka di masa depan. Selain stress karena melihat korban yang mereka bantai, juga dikarenakan mereka selalu ketakutan akan kematian setiap kali diturunkan ke meda perang. Ini karena yang mereka hadapi adalah bangsa Palestina yang tak kenal menyerah dan tak pula takut mati.
Setiap tahun, di Israel ada 7000 pemuda yang menolak dinas ketentaraan. Para pengamat politik dan juga militer Israel khawatir, jumlah ini akan semakin terus bertambah dan makin banyak. Untuk menaikan animo para pemuda terhadap cita-cita tentara, pemerintah Israel menyiasatinya dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menjamin penghidupan siapapun yang mau menjadi tentara.
Pasukan Israel Pengecut
Adang Sudrajat, dokter Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) bercerita rakyat Gaza tidak takut terhadap serangan Israel. Justru Israel yang takut dengan mereka.
Setibanya di Jakarta (7/2) pukul 08.30 WIB, dia bersama beberapa tim medis BSMI mengadakan konferensi pers di kantor BSMI Cililitan. Adang berkisah tentang pasukan Israel yang hanya menyerang anak–anak Gaza. "Karena mereka beraninya sama anak–anak," ujarnya.
Pakar akupunktur Islam ini banyak merawat pasien-pasien yang menjadi korban serangan Israel selama di Gaza. Dia mengatakan, dokter di sana banyak yang belum tahu tentang akupunktur.
Selamatkan Akidah Pengamen Jalanan
Kelompok Anak Jalanan (KPJ) ingin membuktikan bahwa mereka sangat terluka dengan kebrutalan zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Sebagai wujud kepedulian anak jalanan adalah dengan menggelar Apresiasi dan Sound For Palestine di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, beberapa waktu lalu. Acara ini terselenggara berkat kerjasama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
“Sound For Palestine ini bertujuan untuk penggalangan dana yang nantinya ditujukan kepada saudara-saudara Muslim yang teraniaya dan terdzalimi di Jalur Gaza. Kegiatan ini sekaligus sebagai ajang silaturahim teman-teman pengamen yang ada di wilayah se-dejabotabek,” ujar Wildan, selaku ketua panitia.
Ada 30 komunitas anak jalanan, termasuk di dalamnya komunitas underground Islam. Sebut saja seperti: Punk Muslim, The Roots of Madinah, Sypa Ardi, PMDI Rymes, Kill Dajjal, KPJ Melayu, Sirkus Perkusi Tangerang dan sebagainya.
“Mereka menggalang dana dengan bermusik, mulai dari rap, rock, hardcore, musikalisasi puisi, hingga teater,” kata Wildan Insan jalanan kepada cyberSabili.
Jadi, salah besar, masih kata Wildan, kalau dibilang anak jalanan tidak beragama. Itu pengaburan persepsi. Harus diakui, kesadaran beragama teman-teman jalanan untuk menjalani keyakinannya masih rendah. Tapi, seburuk-buruk anak jalanan, ketika Islam dihina, mereka marah besar, bila perlu angkat senjata.
“Untungnya, kami masih punya energi positif. Biar begajul, kami peduli dengan kebiadaban yang terjadi Jalur Gaza.,” ungkap Wildan, anak jalanan yang suka sastra ini semangat.
Alhamdulillah, dana yang terkumpul mencapai Rp. 1.490.000. Uang tersebut akan diserahkan ke KISPA atau Mer-C untuk disampaikan kepada warga Gaza. “Jangan lihat bilangannya, tapi semangat insan jalanan yang telah disatukan atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina,” tukas Wildan.
Sebagai Muslim, Wildan yang menghabiskan waktunya di jalanan, prihatin dengan lagu-lagu misionaris Kristen yang kerap dinyanyikan anak jalanan. Berkat tausyiah jalanan ala Wildan, akidah anak-anak pengamen jalanan akhirnya bisa diselamatkan.
“Sekarang tidak ada lagi anak jalanan yang ngamen dengan lagu rohani Kristen.”
Survei, Takmir Masjid di Jakarta dukung Syariah
Oleh: Erdy Nasrul
Jakarta-Ridwan al-Makassary, pegiat CSRC (Center for the Study of Religion and Culture), Pusat Studi Agama dan Budaya, UIN Ciputat, meneliti ideologi 250 takmir masjid di Jakarta. Ridwan memilih Jakarta karena posisinya sebagai ibukota Indonesia.
Selesai melakukan penelitian. Ridwan memaparkan temuannya di Jakarta Media Center (29/01/09). Acara tersebut bertajuk "Pemetaan Ideologi Masjid-masjid di DKI Jakarta". Dalam acara itu, Ridwan memaparkan kepentingannya sebagai penguatan gagasan Islam moderat di tanah air.
Ridwan mengkaji persepsi takmir masjid mengenai gagasan sistem pemerintahan Indonesia, formalisasi syariat Islam, jihad, kesetaraan gender, dan pluralisme. Dia menyimpulkan mayoritas takmir masjid memiliki pandangan moderat terkait, karena mendukung keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.
Dia menyimpulkan 88.8% takmir masjid menyetujui Pancasila dan UUD 45 sebagai model terbaik pemerintahan terbaik bagi Indonesia. Sebanyak 78.4% setuju demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik bagi Indonesia.
Selain itu, 20.8% takmir masjid setuju umat Islam wajib mendirikan negara Islam. Prosentase lainnya, 32% takmir masjid setuju akan perjuangan demi tegaknya khilafah Islamiyah.
Terkait temuan pendapat takmir masjid masalah pemerintahan, Survei menunjukkan, 60% takmir masjid setuju negara berwenang mengatur dress code umat Islam, 41.2% setuju akan kewenangan negara mengatur persoalan ibadah dengan undang-undang.
Terkait dengan hukum Islam, 31.2% takmir masjid setuju negara wajib memberlakukan pidana Islam, seperti hukum cambuk dan potong tangan di Indonesia. Sebanyak 44.8% setuju bahwa umat Islam wajib memperjuangkan berlakunya kembali Piagam Jakarta. Sejumlah 14.4% setuju bahwa pemerintah yang tidak menerapkan syariah wajib diperangi.
Dalam masalah kesetaraan lelaki dan perempuan, atau gender, 87.6% setuju perempuan bekerja di ruang publik. Sebagian besar, 56.4% tidak setuju perempuan menjadi presiden.
Ridwan berpendapat, takmir masjid setuju dengan pluralisme kewargaan, namun yang bersifat ketuhanan tidak berlaku. Sebanyak 24.8% takmir masjid setuju terdapat kebenaran dalam agama lain. Selain itu, lebih sedikit lagi (2%) takmir masjid setuju terhadap pandangan bahwa non-muslim bisa masuk surga.
Berdasarkan temuannya, Ridwan menyimpulkan, mayoritas takmir masjid di Jakarta moderat. Dia mengatakan juga dalam jumlah yang kecil terdapat kecenderungan penguatan gagasan Islam radikal.
Mengomentari penelitian tersebut, Nu’im Hidayat, Peneliti INSIST (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization) mengatakan, “Kalau itu benar berarti mengkhawatirkan.” Jika 56% setuju perempuan bekerja di ranah publik maka sisanya ada 44%. ”Perlu ditinjau lagi masjid mana saja yang setuju.”
Nuim juga berkomentar, peran publik boleh saja dimainkan kaum hawa. “Yang dilarang jika mereka bekerja yang mengakibatkan terabaikannya urusan rumah tangga.”
Nuim menambahkan tempat kerja juga harus memisahkan pergaulan laki-laki dan perempuan. “Karena ada saja perusahaan yang sengaja mengambil tenaga perempuan supaya perempuan itu bergaul dengan laki-laki.”
Selanjutnya, Peneliti INSIST ini mengatakan, proyek penelitian ini model pemetaan Barat untuk menunjukkan siapa kawan dan lawan mereka. “Bisa saja ada kelanjutannya,” jelasnya.
“Tidak masalah jika ada yang radikal,” jelasnya.
Menurut Nuim, sifat radikal perlu jika ada larangan berdakwah seperti yang terjadi di daerah yang minoritas penduduknya Muslim. “Itu harus radikal untuk membela diri,” tegasnya.
Berdasarkan analisis peneliti senior CSRC Sukron Kamil, pengelolaan masjid-masjid di Jakarta masih bersifat tradisional. Salah satu parameternya adalah masjid tidak diformat menjadi center of activity seperti pada zaman Nabi Muhammad SAW.
"Nabi dulu tidak hanya menjadikan masjid sebagai tempat ibadah dan lembaga pengajaran formal, tapi juga pusat kegiatan, bahkan juga menerima tamu di masjid," papar Sukron.
Paparan Sukron tersebut dibantah oleh Ahmad Yani, kepala Pembudidayaan Masjid se-Indonesia. Dia mengatakan sudah ada masjid sekarang yang sudah berkembang lebih luas. Dia mencontohkan masjid al-Azhar yang kini sudah berkembang menjadi sekolah dan juga pusat dakwah serta aktifitas sosial.
Ahmad Yani juga berpendapat, ketidaksetujuan takmir masjid terhadap perempuan sebagi presiden membuktikan kegagalan penyebaran paham kesetaraan gender di masjid-masjid Indonesia.
Kepala pembudidayaan masjid ini menambahkan, “Ketidaksetujuan terhadap pluralisme ketuhanan menunjukkan betapa kuatnya tauhid yang dipegang para pengurus takmir.”
Menurut Ketua Khairu Ummah ini, wajar karena syarat menjadi pengurus masjid adalah keimanan yang kuat.
sumber : http://sabili.co.id/index.php/200903071165/Indonesia-Kita/Survei-Takmir-Masjid-dukung-Syariah.htm
Keabadian Surga dan Neraka
Surga dan Neraka Kekal
Firman Allah swt :
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُواْ فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ عَطَاء غَيْرَ مَجْذُوذٍ
Artinya : “Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud : 106 – 108)
“Selama ada langit dan bumi” adh Dhahak mengatakan,”Selama langit surga dan neraka serta bumi keduanya (surga dan neraka). Dan setiap yang berada diatasmu dan melindungimu adalah langit sedangkan setiap yang menjadi pijakan kakimu adalah bumi.
Para ahli makna mengatakan bahwa kalimat ini adalah perumpamaan terhadap “selamanya” yang digunakan oleh orang Arab. Mereka mengatakan : “Saya tidak akan mendatangimu selama langit dan bumi, dan dia tidak akan terjadi ini selama pergantian malam dan siang, artinya adalah abadi.
Sedangkan terhadap firman Allah “kecuali jika Tuhanmu menghendaki” telah terdapat perselisihan tentang makna dua buah perumpamaan ini. Sebagian mereka mengatakan bahwa perumpamaan pada “orang-orang yang celaka” ditujukan kepada suatu kaum dari orang-orang beriman yang dimasukkan Allah ke neraka dikarenakan dosa-dosa yang dilakukannya kemudian Allah swt mengeluarkan mereka darinya sehingga ia merupakan pengecualian selain jenis, karena mereka yang telah dikeluarkan itu adalah orang-orang yang bahagia yang telah dikecualikan Allah dari kelompok orang-orang celaka.
Sebagaimana riwayat dari Anas ra bahwa Nabi saw bersabda,”Akan tertimpa suatu kaum dengan api dari neraka dikarenakan dosa-dosa yang dilakukannya sebagai sangsi (baginya) kemudian Allah masukkan mereka ke surga dengan karunia rahmat-Nya, dan merekalah yang disebut dengan “al Jahannamiyun” Juga yang diriwayatkan dari ‘Imron bin Hushoin dari Nabi saw bersabda,”Kelak akan dikeluarkan suatu kaum dari neraka denan syafaat Muhammad yang kemudian mereka dimasukkan ke surga dan mereka dinamakan “al Jahannamiyin”
Adapun kalimat pengecualian pada “orang-orang yang bahagia” ditujukan kepada lamanya mereka mendiami neraka sebelum dimasukkan ke surga.
Ada yang mengatakan : “Kecuali jika Tuhanmu menghendaki dari kedua golongan itu dengan memanjangkan usia mereka di dunia dan menahan mereka di barzakh antara fase kematian dan kebangkitan sebelum mereka dikembalikan ke surga atau neraka, yaitu mereka kekal didalam surga atau neraka kecuali sebatas masa itu.
Ada yang mengatakan,”Kecuali jika Tuhanmu menghendaki” maknanya adalah mereka kekal didalamnya selama ada langit dan bumi kecuali jika Tuhanmu menghendaki”. Dan termasuk (kalimat) tambahan adalah “sepanjang kekekalan langit dan bumi” sehingga maknanya adalah ‘kekal didalamnya’, sebagaimana apabila kamu mengatakan,’Uang fulan ada padaku seribu kecuali dua ribu’ artinya ‘kecuali dua ribu yang telah diberikan.’
Ada yang mengatakan bahwa ‘kecuali’ bermakna ‘dan’, yaitu sungguh Tuhanmu telah menghendaki kekalnya mereka di neraka dan mereka di surga, sebagaimana firman-Nya :
لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلاَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنْهُمْ
Artinya : “Agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqoroh : 150)
Ada yang mengatakan,”Maknanya adalah seandainya Tuhanmu menghendaki pasti Dia mengeluarkan mereka darinya akan tetapi Dia tidak menghendaki kekakalan bagi mereka.
Al Farro mengatakan,”Pengecualian ini adalah pengecualian Allah yang tidak Dia lakukan, sebagaimana perkataanmu,’Demi Allah aku pasti memukulmu kecuali aku berfikir selain hal itu dan keinginanmu untuk memukulnya.” (Tafsir Al Baghowi juz IV hal 200 – 201)
Tentang kekekalan (keabadian) surga dan neraka ini juga diungkapkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa para ulama salaf dan imam umat serta seluruh ahlus sunnah wal jama’ah telah bersepakat bahwa diantara makhluk yang tidak hilang dan tidak lenyap keseluruhan seperti surga, neraka, arsy dan lainnya.
Tidaklah yang mengatakan kefanaan semua makhluk kecuali sekelompok ahli kalam pembuat bid’ah, seperti Jahm bin Shafwan serta orang-orang Mu’tazilah, dan perkataan ini tidak benar, bertentangan dengan Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya serta ijma para salaf dan imam umat ini, sebagaimana hal itu ditunjukkan dengan kekekalan surga serta penduduknya dan kekekalan yang lainnya.. (Majmu’ al Fatawa juz XVIII hal 3)
Imam ath Thahawi didalam menjelaskan firman Allah :
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ
Artinya : “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (QS. Al Qashash : 88)
Maksudnya adalah “Tiap-tiap sesuatu dari apa yang telah ditetapkan Allah atasnya untuk fana (lenyap) maka ia akan binasa” sedangkan surga dan neraka diciptakan untuk kekal (abadi) dan tidak lenyap, demikian pula arsy karena ia adalah langit dari surga.
Adakah Kehidupan Setelah Akherat
Firman Allah swt :
قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِّن سَبِيلٍ
Artinya : “Mereka menjawab: "Ya Tuhan Kami Engkau telah mematikan Kami dua kali dan telah menghidupkan Kami dua kali (pula), lalu Kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi Kami) untuk keluar (dari neraka)?" (QS. Ghofir : 11)
Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa disebutkannya dua kali di dua tempat sebagai sifat untuk kata dasar yang dihilangkan, yaitu : “Engkau matikan kami dengan kematian dua kali dan Engkau hidupkan kami dengan kehidupan dua kali”
Maksud dari dua kali kematian adalah bahwa mereka dahulu sebagai nuthfah yang tidak ada kehidupan bagi mereka didalam sulbi bapak-bapak mereka kemudian Dia swt mematikan mereka setelah mereka hidup di dunia. Sedangkan dua kali kehidupan maksudnya bahwa Dia swt menghidupkan mereka dengan kehidupan pertama di dunia kemudian Dia swt menghidupkan mereka saat kebangkitan, seperti firman-Nya :
وَكُنتُمْ أَمْوَاتاً فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
Artinya : “Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali.” (QS. Al Baqoroh : 28)
Ada yang mengatakan bahwa arti dari ayat itu adalah mereka dimatikan di dunia pada saat selesai ajal mereka kemudian Allah menghidupkan mereka di kubur-kubur mereka saat ditanya (malaikat) kemudian dimatikan kemudian Allah menghidupkan mereka di akherat. (Fathul Qodir juz VI hal 313)
Dengan demikian bahwa kehidupan terkahir adalah kehidupan di akherat, manusia tidak dimatikan lagi di sini untuk kemudian dihidupkan kembali didalam suatu kehidupan yang baru, sebagaimana ditegaskan didalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw bersabda,”Apabila penduduk surga sudah dimasukkan ke surga dan penduduk neraka telah dimasukkan ke neraka maka didatangkanlah kematian dan diletakkan diantara surga dan neraka lalu (kematian) itu disembelih kemudian ada yang menyeru dengan seruan,’Wahai penduduk surga kalian tidak akan mati, wahai penduduk neraka kalian tidak akan mati.’ maka bertambahlah bagi penduduk surga satu kebahagian dari berbagai kebahagian mereka dan bertambahlah bagi penduduk neraka satu kesedihan dari kesedihan mereka.” (HR. Bukhori)
Warisan Astronom Muslim Abad Pertengahan
Tak dapat dipungkiri, bahwa ilmu hisab sangat terkait dengan ibadah utama, seperti shalat, puasa dan haji. Karena itu sejak Islam datang, tegak dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, ilmu astronomi juga turut berkembang. Sumbangan yang diberikan ilmuwan muslim di bidang astronomi pada abad pertengahan atau di masa-masa kejayaan Islam sangat besar.
Saat penulis menyimak sejumlah literatur tentang warisan astronomi Islam di abad pertengahan, penulis menemukan warisan yang kaya. Agak sedikit mengejutkan saat penulis menemukan bahwa sejumlah ilmuwan Barat banyak menelaah warisan astronomi Islam dalam literatur ilmiah modern (jurnal dan buku) seperti David King (Profesor Sejarah di Frankfurt University, Jerman), Edward Stewart Kennedy, Jan P. Hogendijk (Utrecht) dan lain-lain. Sebagai contoh, Prof. David King menulis buku “IN SYNCHRONY WITH THE HEAVENS: Studies in Astronomical Timekeeping and Instrumentation in Medieval Islamic Civilization”. Volume I berjudul “The Call of the Muezzin” [1], sedangkan Volume II berjudul “Instruments of Mass Calculation” [2].
Volume I tersebut yang tebalnya sekitar 1000 halaman banyak mengupas tentang tabel waktu-waktu Islam (sholat), tabel ketinggian (altitude) dan bujur ekliptika (longitude) matahari untuk lintang geografik (latitude) tertentu, tabel ketinggian bintang (stellar), tabel azimuth matahari, tabel deklinasi (declination) matahari, tabel ketinggian pusat bola matahari, tabel untuk menghitung lama waktu di siang hari, tabel menentukan waktu twilight untuk empat musim, karya-karya astronom muslim dari berbagai belahan negeri seperti negeri Hijaz, Yaman, Andalusia, Maghribi, Iraq, Syria, Mesir, bahkan karya sundial dari tanah Jawa. Disajikan pula peran muazzin dan muwaqqit (astronom profesional pada institusi keagamaan) dalam masyarakat Islam di masa itu, sumbangan Syria dan Mesir pada berupa solusi astronomi secara universal, orientasi seni arsitektur bangunan Islam dan kota-kota abad pertengahan, peta dunia yang berpusat di Mekkah, praktek astronomi di masjid dan lain-lain. Sementara itu, volume dua yang tak kalah tebalnya, banyak menyajikan informasi tentang macam ragam alat astronomi yang digunakan astronom Islam seperti astrolabe, quadrant, sundial, equatoria, kompas magnetik, pendulum dan lain-lain.
Semuanya menunjukkan betapa kemajuan dan sumbangan Islam pada masa itu bagi peradaban dunia. Sejauh kajian penulis terhadap buku tersebut, tidak dijumpai hal-hal yang menyudutkan atau menyimpan motivasi perang pemikiran kepada Islam. Buku tersebut banyak mengungkap warisan astronom muslim dengan pendekatan saintifik matematik dan tingkat obyektifitas juga cukup terjaga. Menurut hemat penulis, ada baiknya dan tiada salahnya untuk meresume hasil riset dari buku tersebut untuk dipaparkan disini, mengingat hal ini termasuk bagian dari hikmah, barang yang hilang dari kaum muslimin. Jika kita menemukannya, mengutip sebuah ungkapan bijak, maka kitalah yang paling berhak untuk memilikinya.
Gambar 1. Ilustrasi kegiatan astronom muslim di Obseravatorium Istambul pada abad ke 16 Masehi. Dikutip dari [1] dan [2].
Di abad pertengahan, banyak sekali nama-nama ilmuwan astronom Islam dan karya mereka dalam menyumbang peradaban pada masa itu. Salah satu astronom muslim yang banyak melahirkan karya adalah Abu’l Hasan ‘ali ibn ‘Abd al-Rahman atau yang lebih dikenal dengan nama Ibn Yunus. Ibn Yunus adalah seorang astronom muslim abad 10 M yang berasal dari Kairo. Beliau banyak mewarisi tabel-tabel astronomis, seperti pada Gambar 2, 3 dan 4. Gambar-gambar tersebut banyak bersumber dari sejumlah museum di negara muslim, seperti Egyptian National Museum.
Gambar 2. Sebagian tabel nilai sinus untuk setiap menit busur (1 menit busur = 1/60 derajat) yang disusun oleh Ibn Yunus. Tabel di atas menunjukkan sudut 22 dan 23 derajat. Dikutip dari [1]
Gambar 3. Tabel bintang oleh Ibn Yunus, menampilkan bujur (longitude) dan lintang (latitude) untuk 59 bintang (al-kawakib) dengan waktu acuan (epoch) tahun 1032 M. Dikutip dari [1].
Gambar 4. Tabel Ibn Yunus tentang azimuth sebagai fungsi ketinggian (altitude) matahari saat equinox dan soltice. Dikutip dari [1].
Ibn Yunus juga menyusun rumus waktu = a(h, ) yaitu sebagai fungsi ketinggian (altitude) matahari h dan bujur (longitude) matahari untuk kota Kairo (lintang/latitude sebesar 30 N). Ibn Yunus menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat. Tabel fungsi waktu tersebut disusun untuk h = 1, 2, 3, …, 83 derajat, dan = 1, 2, …, 90 dan 181, 182, …, 270 derajat. Tabel tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error untuk altitude yang besar. Ibn Yunus juga menyusun tabel yang disebut Kitab as-Samt berupa azimuth matahari sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk kota Kairo. Selain itu, disusun pula tabel a(h) saat equinox untuk h = 1, 2, …, 60 derajat.
Tabel untuk menghitung lama siang hari (length of daylight) juga disusun oleh Ibn Yunus. Beliau juga menyusun tabel untuk menentukan azimuth matahari untuk kota Kairo (latitude 30 derajat) dan Baghdad (latitude 33:25), tabel sinus untuk amplitude terbitnya matahari di Kairo dan Baghdad. Ibn Yunus juga disebut sebagai kontributor utama untuk penyusunan jadual waktu di Kairo.
Secara ringkas, sejumlah astronom muslim lainnya adalah sebagai berikut. Al-Mizzi (Damaskus), Al-Khalili (Damaskus), Ahmad Efendi (Istanbul), al-Kutubi (Kairo), Al-Karaki (Jerusalem), Shalih Efendi (Istanbul), Husain Husni (Mekkah) serta Al-Tanthawi (Damaskus) menyusun tabel waktu sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk latitude tertentu. Tabel waktu sebagai fungsi altitude meridian untuk latitude tertentu dibuat oleh ‘Ali ibn Amajur (Baghdad), Al-Tusi (Maroko), dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel waktu untuk terbit matahari atau bintang tetap untuk seluruh latitude disusun oleh Najmuddin al-Mishri (Kairo). Tabel waktu malam sebagai fungsi right ascension bintang untuk latitude tertentu disusun oleh Syihabuddin al-Halabi (Damaskus) dan Muhammad ibn Katib Sinan (Istanbul).
Tabel-tabel penting lainnya yang menyingkap pergerakan dan altitude matahari dan bintang juga disusun oleh Abul ‘Uqul (Taiz), Ibn Dair (Yaman), al-Battani (Raqqa), Sa’id ibn Khafif (Samarkand), Ibn al-‘Adami (Baghdad), Al-Marrakushi (Kairo), Muhyiddin al-Maghribi (Maroko), Husain Qus’a (Tunisia), Najmuddin al-Mishri (Kairo), al-Salihi (Syria), al-Khalili (Syria), Abu al-Wafa (Baghdad) dan lain-lain.
Jenis tabel-tabel lain yang juga disusun adalah tabel sinus deklinasi matahari oleh al-Khalili (Syria), Ridwan Efendi (Kairo) dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel cosinus deklinasi matahari oleh Habash (Baghdad), ‘Abdallah al-Halabi (Aleppo) dan sejumlah penyusun anonim dari Tunisia, Kairo dan Baghdad.
Gambar 5. Tabel Abul ‘Uqul (Taiz) yang menyajikan waktu sejak terbit matahari dan sudut waktu (hour angle) untuk altitude 35 derajat. Dikutip dari [1].
Gambar 6. Sebagian tabel Husayn Husni (Mekkah) untuk Mekkah yang menunjukkan waktu untuk altitude matahari 35 sd 65 derajat di timur dan barat. Dikutip dari [1].
Sementara itu sejumlah alat-alat astronomi yang digunakan ilmuwan muslim abad pertengahan diantaranya adalah astrolabe. Astrolabe adalah instrumen astronomi untuk menentukan waktu dan posisi matahari, bintang, bulan dan planet. Meski astrolabe sudah dibuat orang sekitar abad ke 4, namun pengembangannya lebih maju terjadi di dunia Islam. Astrolabe tertua yang pernah dikenal orang berasal dari Baghdad pada sekitar akhir abad 9 atau 10 M, seperti disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Astrolabe Baghdad pada abad 9 atau 10 M yang termasuk tertua di dunia.
Dikutip dari [2].
Instrumen lainnya yang banyak digunakan astronom muslim adalah quadrant, seperti disajikan pada Gambar 8. Quadrant adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut sampai dengan 90 derajat. Menurut King, ada empat jenis quadrant dalam astronomi Islam, yaitu quadrant sinus untuk menyelesaikan problem trigonometri, quadrant universal untuk menyelesaikan problem astronomi pada sembarang lintang, horary quadrant yang berkaitan dengan waktu dan matahari, serta astrolabe quadrant yang bersumber dari astrolabe.
Gambar 8. Quadrant yang dibuat di Kairo atau Damaskus oleh Taqi al-Din pada tahun 741 H (1340 M). Dikutip dari [2].
Rasanya, melimpahnya warisan ilmuwan astronom muslim khususnya pada abad keemasan Islam tidak cukup disajikan hanya dalam beberapa halaman ini. Insya Allah pada kesempatan lain, penulis akan lebih banyak lagi mengupas profil astronom muslim berikut karya mereka. Yang penting bagi kita adalah bagaimana kita mampu mewarisi semangat mereka dalam mempelajari ilmu pengetahuan di alam semesta dengan dorongan dan semangat Islam serta menjadikan segala aktivitas keilmuan tersebut sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian, ummat Islam sebagai rahmatan lil’alamin dapat turut serta menyumbangkan karyanya bagi kemajuan peradaban dunia.
Fatwa Haram Saudi Mengakibatkan Kontroversi Ulama Al-Azhar
Akibat dari banyaknya jumlah pemain bola yang melakukan sujud saat mereka berhasil memasukan gol menimbulkan kontroversi perbedaan pendapat dikalangan ulama Al-Azhar.
Hal ini bermula ketika seorang ulama Saudi mengeluarkan fatwa haram sujud yang dilakukan pemain bola sambil mengatakan bahwa tindakan tersebut adalah tindakan buruk dan merusak citra islam. Sebagaimana yang dikatakan DR. Salah Bin Muqbil Al-Usaimi di depan dewan fiqih Saudi.
Dalam penjelasan yang dilansir oleh surat kabar Saudi "Syams" Jumat (27/2) pihak kerajaan Saudi akan menerbitkan buku khusus setebal 40 lembar khusus untuk menjelaskan seluk beluk fatwa haram sujud bagi para pemain sepak bola selepas berhasil memasukan gol yang dinilai sebagai tindakan perusakan citra agama Islam. Terkait dengan fatwa ini syaikh Usaimi menegaskan: "Kami harus menanyakan beberapa hal; Pertama: apakah mencetak gol pada pertandingan sepak bola merupakan nikmat yang harus kita syukuri kepada Allah atau tidak? jika itu adalah nikmat maka seharusnya orang yang mengatakan demikian melafalkan doa-doa ketika shalat jumat dan shalat-shalat fardiyah lainya agar diberikan pertolongan dan keberhasilan oleh Allah;
Kedua: apakah sujud syukur dilapangan merupakan perantara dakwah islam? saya kira hal tersebut murni hanya merupakan gerakan-gerakan yang tidak memberi informasi apapun kepada non muslim yang melihatnya, sangat mungkin pada saat seorang pemain bersujud pada pertandingan liga Eropa misalkan akan menggambarkan satu kelompok bergembira dan menyambut kemenangan dengan sorak sorai dipihak lain ada kelompok lawan yang kalah berfikir bahwa gerakan sujud yang diperagakan tadi digunakan untuk mencemoohkan mereka tentunya hal ini akan mencoreng nama baik islam di dunia luar".
Usaimi sendiri menolak pendirian pengadilan khusus olahraga di negara Saudi Arabiya oleh karena negara kita berasas Syariah Islamiyah karenaya tidak diperbolehkan memperlakukan sistem yang jauh dari nilai syari dan mengatakan bahwa masalah-masalah yang terjadi antar klub olahraga bisa diselesaikan dengan pengadilan syariah tanpa harus membuat peradilan baru.
Perbedaan Pendapat Dikalangan Ulama Al-Azhar
Disisi lain seorang profesor Al-Azhar dan ketua jurusan fiqih perbandingan mazhab Universitas Al-Azhar Prof. DR. Jaudah Abdul Ghani Basyuni menyatakan menolak keras fatwa ulama Saudi tersebut sambil memastikan bahwa sujud yang dilakukan pemain bola dilapangan adalah hal syar'i dengan dibarengi niat Karena Allah. "Pemain yang melakukan sujud syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah setelah berhasil mencapai tujuaanya bahwasaya mereka sadar bahwa keberhasilannya ketika mencetak gol adalah semata-mata nikmat dan kemudahan yang telah diberikan Allah yang wajib untuk disyukuri"
Basyuni mengatakan bahwa sujud yang dilakukan oleh pemain bola sesaat mencetak gol adalah "luapan perasaan syukur" dan hal itu adalah ucapan syukur kepada Allah dan tidak dikategorikan kepada hal bidah atau perbuatan yang dibenci (makruh).
Juga seorang penasehat Grand Syaikh Al-Azhar untuk devisi fatwa Syaikh Ali Abu Hasan dalam pernyatannya kepada "arab.net" bahwa sujud syukur yang dilakukan pemain bola adalah satu tindakan mubah (dibolehkan) dan tidak melanggar syariat islam "Karena hal tersebut termasuk pada bab syukur kepada Allah dan itu lebih baik daripada si pemain melakukan hal-hal lain" beliau menambahkan "Saya tidak melihat sama sekali dalam hal itu seorang pemain yang tidak melakukan gol kemudian bersujud semisal, akan tetapi mereka melakukan sujud kepada Allah disaat ada perasaan bersyukur dan inilah yang dinamakan sujud syukur ini hal mubah dalam syariat islam"
Adapun Syaikh Muhammad Jibril maka beliau sepakat dengan pendapatnya usaimi dengan pernyataan haramnya dengan alasan walaupun kegiatan olahraga adalah satu hal yang sangat disukai islam akan tetapi ada syarat yang tidak bisa dihilangkan yaitu para pemainnya tidak boleh melupakan dzikir kepada Allah.
Dalam pernyatannya kepada "arab.net" syaikh jibril mengatakan "bahwa sujud para pemain bola adalah al'adah (kebiasaan) bukan Al'ibadah (ibadah) setiap umat islam hendaknya mengetahui cara-cara yang pas bagaimana melakukan sujud syukur karena halini merupakan amal ibadah bukan sekedar gerakan tanpa makna" beliau memberikan contoh dengan adanya sejumlah pemain asing yang melakukan sujud walaupun mereka bukan islam seperti Tiery Henry contohnya yang dulu pernah melakukan sujud dan sampai saat ini tidak ada keterangan apapun yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang muslim.
Menikah tanpa pacaran
Apa mungkin?
Pertanyaan tersebut muncul ketika sepasang anak muda memutuskan untuk menikah tanpa pacaran terlebih dahulu. Segera ketika berita lamaran merebak di kalangan keluarga beberapa pihak bertanya-tanya kepada orangtua mereka. Kapan kenalnya? Di mana? Bagaimana? Koq bisa memutuskan menerima lamaran jika belum kenal?
Kenal adalah salah satu tahapan ukhuwah islamiyah, oleh karena itu tak heran jika orang banyak mempertanyakan keputusan menerima lamaran sebeum “kenal”. Pepatah mengatakan: tak kenal maka tak sayang.
Apakah sebelum menikah seseorang harus saling kenal? Jawabannya: ya, harus, meskipun seberapa “kenal”nya, dan apa yang perlu dikenal masih bisa didiskusikan. Jangankan dalam urusan jodoh, memilih teman-pun perlu mengenal lebih dahulu sebelum cukup percaya untuk pergi bersama.
Kecocokan harus ditimbang dengan kadar tertentu dan bahkan untuk aspek latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan yang diistilahkan dengan se-kufu. Tapi yang paling penting diantara itu semua adalah masalah kesamaan pandangan hidup, aqidah dan akhlaq misalnya.
Sayangnya, dalam kebiasaan zaman sekarang yang namanya ajang saling kenal antara dua orang anak muda yang akan menikah adalah lewat hubungan palsu yang namanya pacaran. Mengapa palsu? Sebab seringkali ketika berpacaran kedua insan tersebut tidak memperlihatkan sifat-sifat asli mereka, malah cenderung konformistis, serba setuju dengan apa kata pasangannya. Walhasil “perkenalan”nya menjadi tidak sebagaimana aslinya. Apalagi ketika diwarnai perasaan kasmaran atau jatuh cinta. Seseorang yang sedang kasmaran cenderung berubah dari kebiasaan aslinya. Seorang pendiam bisa tiba-tiba terlihat periang sedangkan seorang yang periang tampak malu-malu kucing.
Kenapa sih mesti pacaran?
Pacaran dalam istilah sekarang adalah: sebuah bentuk hubungan antara sepasang anak manusia lain jenis yang mempunyai ketertarikan hubungan sex.
Pacaran dengan aktivitas pergaulan fisik tanpa norma Islam (sejak pegang-pegangan tangan sampai seterusnya) bukan hanya tidak perlu, bahkan juga tidak boleh atau haram dalam Islam. Sebab Islam melarang zina dengan arti sejak zina hati (melamun, bermimpi dengan sengaja, melihat foto dll tanpa pertemuan fisik), zina mata (melihat langsung, berpandang-pandangan dll) sampai zina badan (sejak pegangan tangan sampai hubungan sex sebenarnya). Meskipun untuk setiap perbuatan tersebut jenis dosa-nya berbeda, tetapi tetap saja semua adalah dosa. Zina badan dalam arti sampai hubungan sex terjadi jelas merupakan dosa besar.
Di sinilah letaknya masalah pacaran.
Jika saling mengenal merupakan sesuatu yang penting, itu tidak berarti pacaran menjadi boleh. Bahkan pacaran dengan sejumlah bahaya dosa jelas merupakan perbuatan yang harus dihindari sebab mengandung ancaman dosa besar.
Lalu bagaimana cara saling mengenal yang diperbolehkan?
Zaman sebelum ada teknologi canggih, para pendahulu kita biasa mengirim utusan ke pihak calon mempelai. Pihak pria mengirim seorang wanita terpercaya untuk “melihat” si wanita yang akan dilamar dan sebaliknya pihak wanita juga mengirim pria terpercaya untuk menyelidiki pria yang akan melamarnya. Untuk batas tertentu keduanya dibenarkan untuk saling melihat fisik. Batasannya adalah sejauh batasan aurat yang boleh dilihat umum (semua tertutup kecuali muka dan telapak tangan). Jika ingin melihat lebih jauh, harus mengirim utusan seperti di atas (wanita melihat wanita dan pria melihat pria).
Itu baru sebatas melihat secara fisik.
Sebagaimana sudah dikatakan tadi, aspek fisik bukan hal terpenting untuk dikenal. Aqidah , akhlaq dan fikroh jauh lebih penting sebab itu semua adalah hal-hal yang bersifat lebih menetap dan lebih berpengaruh dalam sikap sehari-hari.
Untuk mengenal dan memahami isi pikiran, aqidah dan akhlaq haruslah dengan cara peninjauan yang berbeda dengan mengenal hal-hal fisik. Untuk ini, selain mengenal langsung, juga lewat referensi.
Misalnya dengan mengirim utusan untuk menyelidiki isi pikiran tersebut, atau dengan cara bertanya secara langsung. Dapat dilihat di tulisan Benteng Terakhir sebelum ini yaitu yang berjudul: Fit and Proper Test.
Mengapakah Fit and Proper Test tentang isi pikiran, aqidah dan akhlaq jauh lebih penting daripada perkenalan fisik?
Jawabannya tergantung dari seberapa dalam seseorang yang ingin berkenalan tersebut memandang hidup ini. Jika ada seorang yang sehari-harinya punya ideologi: “emangnya gue pikirin”, yaitu ideologi cu-ek dan tak peduli makna hidup, dengan keseharian hanya memikirkan dandan (bersolek), kongkow-kongkow (kumpul-kumpul tak bermakna dengan teman-teman) dan hura-hura (semua aktivitas yang berhubungan dengan kesenangan duniawi yang meriah), maka ketika ia ingin berteman dan mungkin juga ketika ingin menikah ia akan mencari teman atau pasangan hidup yang sejenis.
Namun jika ada seseorang yang dengan serius menganggap bahwa hidup ini adalah untuk beribadah, beramal manfaat dan menggapai akhirat, maka ia akan sangat peduli untuk berteman dan apalagi berpasangan hidup dengan yang sejenis. Dan hal-hal seperti ini tak mungkin dikenal hanya dengan sekali lihat penampilan fisik. Penampilan fisik mungkin menipu. Seorang yang berkacamat tebal dan berfoto serius mungkin saja ternyata tukang banyol yang tak pernah berpikir panjang. Sementara mungkin saja seorang dengan pakaian tak ketinggalan gaul (tapi masih sopan) dan percakapan yang tak kuno ternyata lebih mampu lagi bicara panjang dan serius tentang makna hidup dan cita-cita akhirat. Sebab seorang yang ingin menggapai akhirat tak mesti meninggalkan dunia sama sekali.
Bahkan seorang yang beramal cerdas justru sanggup memanfaatkan hidup di dunia untuk optimalisasi pencapaian akhirat, dan itu dengan cara bergaul luas dan berdakwah luas.
Oleh karena itu, fit and proper test sebenarnya tetap berlaku pada setiap orang yang ingin memutuskan untuk menikah, (kecuali yang kawin kontrak untuk sekedar mendapat sepotong surat nikah guna kemudahan imigrasi). Pada dasarnya setiap orang ingin berdekatan dengan yang “sejenis”, se-aliran, se-pandangan. Apapun pandangan hidup yang dianutnya.
Bagi yang mementingkan urusan materi dan “kulit-kulit luar”, maka perkenalan fisik sangat penting, urusan isi pikiran cukup yang dangkal saja. Sebatas apa aliran musiknya, hardrock-kah atau slow machine? Sedangkan bagi yang berpikir mendalam maka isi pikiran dan cita-cita hiudp adalah lebih penting daripada fisik.
Kami sendiri berpandangan yang kedua.
Sebab menurut hemat kami, apa-apa yang sebatas kedalaman kulit dapat berganti dengan cepat, bahkan dengan mudah sirna. Cantik? Maaf ya, jika terlalu banyak ber-make-up maka pada usia 38an tahun sudah butuh face-lift. Jika salah make-up muka menghitam dan butuh jutaan rupiah untuk memperbaiki. Apalagi jika (na’udzubillah) kecelakaan, rusaklah semua. Jika kaya raya adalah ukuran tera-nya, maka credit crunch tempo hari sudah terbukti ampuh memiskinkan sejumlah orang kaya. Yang benar-benar ulet akan bangkit setahun dua tahun lagi, tapi yang tak pandai akan tetap bangkrut. Namun apa yang dihargai dari budi pekerti dan sikap perilaku tak akan terpengaruh credit crunch maupun usia lanjut. Sedangkan yang beraqidah salimah dan akhlaq karimah akan tetap mendampingi kita Insya Allah di SurgaNya. Amin.nsiden Qabil-Habil dan Bani Israil
Membunuh manusia merupakan dosa terbesar setelah syirik, bahkan membunuh binatang juga perbuatan yang tidak dibenarkan jika tanpa sebab, hingga dalam menyembelih binatang kurban atau binatang buruan semuanya memiliki adab yang telah diatur secara rinci dalam Islam. Sejarah mencatat bahwa pembunuhan telah terjadi semenjak masa nabi Adam ‘alaihissalam.
Putra pertamanya Qabil membunuh saudaranya Habil lantaran rasa dengkinya karena tidak diperkenankan menikahi Wadhiah saudari sekandung Qabil, akan tetapi ia diperitahkan untuk menikahi saudari Habil yaitu Damimah. Selain itu kurban yang diberikan Qabil kepada Allah tidak diterima sedangkan kurban Habil diterima, dengan demikian maka Habil-lah yang berhak menikahi Wadhiah, lalu kesumat Qabil pun tak terbendung lagi hingga ia membunuh Habil agar ia tidak dapat menikahi Wadiah. (al-Maidah: 27-30). oleh karena itu jarimatu-l-qatl (pembunuhan) dengan tanpa sebab syar’i telah diharamkan semenjak pertama kali manusia hidup di bumi, berbeda dengan pengharaman arak (khamr), riba, homoseks, mencuri serta dosa-dosa besar lainnya.
Dikarenakan insiden Qabil-Habil itu pula Allah menurunkan di dalam Taurat larangan dan peringatan yang keras kepada Bani Israil perihal membunuh jiwa manusia dengan sewenang-wenang, Allah menegaskan bahwa membunuh satu orang saja dengan tanpa sebab maka ia telah membunuh seluruh manusia (al-Maidah: 32). Bisa dibayangkan betapa biadabnya Bani Israil itu, sudah diketahui bahwa membunuh telah diharamkan semenjak masa nabi Adam namun pengharaman itu hanya dalam bentuk verbal, hingga akhirnya Allah ‘harus’ mengharamkannya dalam bentuk nash (teks tertulis) dalam Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa ‘alaihissalam.
Tentu saja hal tersebut bukan tiada makna, akan tetapi ini menunjukkan bahwa Bani Israil memiliki tabiat sebagai kaum ‘kanibal’ yang paling suka membunuh dan menyebabkan kerusakan di atas muka bumi, paling gemar meminum darah dan memakan daging manusia, oleh karena itu perintah verbal saja tidak cukup.
Kerasnya hati Bani Israil juga yang ‘mengharuskan’ Allah untuk mengutus rasul begitu banyaknya kepada mereka, bahkan tiada umat yang lebih banyak diutus rasul kepada mereka melebihi Bani Israil, hingga dalam Al-Qur’an cerita tentang Bani Israil diulang puluhan kali agar manusia dapat mengambil i’tibar dari kebusukan hati mereka. Entah kepala mereka itu tebuat dari apa sehingga begitu kerasnya bahkan Allah lagi-lagi ‘harus’ mengutus dua rasul sekaligus; Musa & Harun ‘alaihimasalam guna menghadapi Fir’aun serta membebaskan Bani Israil dari penindasannya, pun demikian kewibawaan mereka berdua, kekuatan, kecerdasan, serta mukjizat yang diberikan Allah kepada dua rasul-Nya itu tak mempan untuk menghancurkan kepala batu mereka, bagaimana mungkin orang yang setelah dengan mata-kepala menyaksikan laut terbelah, dengan sekujur tubuh serta kaki mereka berjalan melintasi belahan laut merah, lantas dengan entengnya mereka meminta nabi Musa untuk menciptakan sebuah tuhan sebagaimana tuhan kaum yang mereka temui ketika dalam perjalanan. Bukankah laut terbelah itu merupakan mukjizat paling nyata akan kemahakuasaan Allah? Bukankah mereka baru saja dilepaskan dari rezim Fir’aun dengan kelaliman dan kesewenangannya? Lalu apakah ini balasan dari nikmat Allah yang dianugerahkan kepada mereka?
Jika ditelisik rumpun Bani Israil maka diketahui bahwa nenek-moyang mereka berakar dari keturunan nabi Ya’qub ‘alaihissalam, karena kata ‘Israil’ itu sendiri adalah julukan bagi nabi Ya’qub, Bani Israil berarti ‘Anak-cucu Ya’qub’, hanya saja kini kata ‘Israil’ lebih familiar untuk menyebut sebuah bangsa Yahudi yang biadab itu ketimbang asal katanya sebagai julukan seorang nabi mulia. Dalam Al-Qur’an Allah telah menceritakan secara detail bagaimana anak-anak Ya’qub bermakar untuk membinasakan Yusuf ‘alaihissalam, mulai dari memaksa ayah mereka untuk mengizinkan mengajak Yusuf bermain, lalu melemparkannya ke dalam sumur kering, hingga membuat alibi palsu dengan koyakan baju berlumuran darah untuk menipu ayah mereka bahwa Yusuf telah dimakan oleh serigala. Insting pembunuh, penipu, pembohong dan peghasut telah tertanam dalam jiwa nenek moyang Bani Israil jauh sebelum kini anak-cucu mereka membantai umat Islam di Gaza, maka bukan tanpa alasan pula Allah merangkum cerita tersebut secara lengkap dalam sebuah surat Yusuf yang terdiri dari 111 ayat tidak lain agar manusia dapat mengambil pelajaran dari kisah mereka.
Haramnya membunuh jiwa manusia merupakan sebuah syari’at yang tak terhapuskan (ghairu mansukh) hingga akhir zaman sebagaimana Tauhid yang dibawa oleh semua utusan Allah. Oleh karenanya Islam meletakkan konsep qishas bagi orang yang melakukan kejahatan pembunuhan. Dengan konsep ini pula akan menggertak seluruh manusia bahwa membunuh bukanlah perkara remeh, membunuh adalah dosa besar sehingga semua pembunuh akan membayar mahal akan tindakannya itu, dia harus membayarnya di dunia dan akhirat sehingga tiada lagi seorang pun yang main-main dengan kehidupan dan jiwa manusia.
Dalam syari’at Muhammad saw. Allah telah menjelaskan di surat an-Nisa ayat 92-93 perihal dosa yang ditanggung oleh seorang pembunuh serta hukuman yang harus dibayar baik di dunia maupun di akhirat. Lalu Jumhur ulama telah sepakat dalam menafsirkan ayat di atas dan mengklasifikasikan jenis pembunuhan ke dalam tiga jenis; Pertama, qatlu-l-‘amdi (membunuh dengan sengaja) bisa dikarenakan marah dan dengki sebagaimana dilakukan Qabil terhadap Habil, atau dikarenakan ‘hobi’ sebagaimana yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Kedua, qatlu-l-khata’ (salah dalam membunuh), seperti orang yang memanah burung namun meleset dan mengenai orang lewat, atau seseorang yang menembak temannya dalam peperangan sedangkan ia mengira itu adalah musuh. Dan ketiga qatlu syibhu-l-‘amdi (pembunuhan yang ‘mirip’ dengan qatlu-l-‘amdi) seperti seorang ayah yang memukul anaknya dengan sapu ijuk untuk menyuruhnya shalat, namun tanpa disengaja anaknya meninggal. Disebut ‘syibhu’ (mirip) karena terdapat unsur kesengajaan dari sang ayah untuk memukul anaknya dengan sapu, tetapi tidak terdapat unsur kesengajaan untuk membunuh karena niatnya adalah mendidik anaknya yang meninggalkan shalat. Meskipun dari setiap bentuk pembunuhan di atas harus menanggung konsekuensinya masing-masing akan tetapi qatlu-l-‘amdi lah yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an sebagai dosa besar sebagaimana dalam surat an-Nisa’ ayat 93; “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan adzab yang besar baginya.”
Mungkin kekhawatiran malaikat kini telah terbukti bahwa manusia akan menumpahkan darah di muka bumi, toh demikian Allah Maha Mengetahui akan keputusan-Nya menurunkan Adam sebagai khalifatu-l-ardh. Meskipun di dunia terdapat sosok seperti Qabil dan Israel sebagai al-Qatil (sang pembunuh) namun di sana akan terdapat orang-orang yang akan menghentikan langkah dan mematahkan seluruh kebiadaban mereka. Israel sebagai sebuah bangsa ‘drakula’ mungkin kini tengah berpesta darah dan menikmati betul setiap erat daging manusia yang mereka bunuh, tapi setiap ada permulaan ada akhir, ada kejayaan ada keruntuhan, “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)” (Ali Imran: 140).
Tinggal menunggu akhir zaman dimana semua Yahudi lari pontang-panting mencari perlindungan, tinggal menunggu waktu dimana semua bebatuan dan pepohonan selain gharqad berseru “Wahai Muslim, di belakangku terdapat seorang Yahudi, kemari dan bunuhlah ia!”
About Me
- UKMKI FTP UNEJ KOSINIS TETA
- Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Kelompok Studi Islam Lingkungan dan Sains Teknologi Pertanian
Buka Juga Blogs KOSINUSers di
-
sekret november 2005 - lebaran awal november 2005 *all images bad shoot by d'grank, click for large20 tahun yang lalu
-
Followers
Kosinusers yang Online
Jumlah Pengunjung
Web counter from website-hit-counters.com . |
Link fi Sabilillah
overflow: auto;
width: 200px;
height: 200px;
text-align: center; ">
al-Ahkam
al-Dakwah
al-Islam
al-Manhaj
al-Sofwah
Arabindo
as-Sunnah
asy-Syariah
Audio Kajian
Ceramah Islam
Era Muslim
Halal MUI
Harf Indonesia
Harun Yahya
Hayatul-Islam
Hidayatullah
Ikhwan Interaktif
Informasi Haji
Insight Magazine
INSISTNET
Islam House
Islamic Audio Video
Islam Q-A
Jilbab Online
Majelis Mujahidin
Media Muslim
Muhammadiyah
MUI
Muslim
Pernik Muslim
Perpustakaan Islam
PERSIS
Portal Infaq
Radio Tarbiyah
Sabili
Salafi Indonesia
Salafyoon
Syariah Online
Tazkia Online
Wahdah Islamiyah